IMPLEMENTASI PEMBENTUKAN KARAKTER BUDI PEKERTI DI SMP NEGERI 1 TANGGUL JEMBER

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pelaksanaan pendidikan karakter budi pekerti di SMPN 1 Tanggul Jember. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian dikumpulkan dengan beberapa teknik, seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi metode, yaitu dengan mengecek ulang informasi hasil wawancara dengan dokumentasi dan observasi. Hasil pembahasan implementasi karakter budi pekerti terdapat 4 poin yang dihasilkan dari pembiasaan (kultur), yaitu: (1) kultur sekolah yang meliputi wawasan mutu untuk peserta didik dalam kegiatan akademik dan nonakademik; (2)  kultur budaya sekolah kerohanian yang meliputi: pengajian Jum’at pagi, sholat Dzuhur berjamaah, pengkajian kerohanian sesuai dengan agama masing-masing peserta didik; (3) kultur budaya disiplin, baik untuk pendidik (guru) dan peserta didik; dan (4) kultur budaya sopan santun (tatakrama), menghargai yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.

 

Kata Kunci : pendidikan karakter, karakter budi pekerti, kultur sekolah

PENDAHULUAN

Penyelenggaraan pendidikan merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut, diperlukan peran pendidik yang mampu serta mau menjadi teladan, membangun kemampuan, dan mengembangkan potensi serta kreativitas peserta didik. Prinsip ini menyebabkan pergeseran paradigma proses pendidikan dari paradigma pengajaran menjadi paradigma pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa peserta di-dik menempati posisi sentral yang perlu memperoleh layanan dan fasilitas pendidikan agar mampu mengembangkan potensi dan daya kreasinya secara   optimal.

Fungsi pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 adalah mengembangkan kemampuan dan mem-

bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut, pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 Tahun 2003, tentang Sisdiknas

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) Pasal 3, yaitu pendidikan nasional berfungsi megembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, bertujuan untuk berkembang potensi pserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 yaitu Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan merupakan landasan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Ilmu adab atau etik adalah ilmu yang mempelajari segala soal kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup manusia pada umumnya, terutama yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang terdapat di dalamnya, pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang merupakan sebuah perbuatan (Dewantara, 2013: 459)

Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.

Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik dan diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju ke arah hidup yang lebih baik. (Kusuma, 2007:3-5)

Pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Inilah rancangan pendidikan karakter (moral) yang oleh Lickona (1991: 51) disebut moral knowing, moral feeling, dan moral action. Karena itulah, semua mapel yang dipelajari oleh peserta didik di sekolah harus bermuatan pendidikan karakter yang bisa membawanya menjadi manusia yang berkarakter seperti yang ditegaskan oleh Lickona tersebut. 

METODE

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, kajian ini diupayakan mendasar, mendalam, berorientasi pada proses dan didasarkan pada asumsi adanya realitas dinamik (Muhajir, 1996:38). Peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Peneliti berperan sebagai pengamat penuh dan pewawancara. 

Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data yang mengacu pada penelitain kulitatif deskriptif. Data kualitatif deskriptif merupakan data yang berupa kalimat-kalimat atau data yang dikategorikan berdasarkan kualitas objek yang diteliti. Data dikumpulan dengan beberapa teknik, yaitu  observasi, wawancara, dan metode dokumentasi. Pengecekan keabsahan data melalui teknik kredibilitas, transferbilitas, dependability, dan konfirmabilitas.

(Sudjana 2004: 69)

HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Sekolah

SMP Negeri 1 Tanggul adalah SMP tertua  di Kecamatan Tanggul, berdiri pada tahun 1960 dengan nama SMEP. Pada tahun 1977 SMEP terintegrasi menjadi SMP Negeri 1 Tanggul. Dalam perjalanannya, tahun 1996 SMP Negeri 1 Tanggul pindah ke lokasi baru di Jl. Sidomulyo No. 26 Tanggul yang sekarang ditempati. Melalui perjuangan yang gigih seluruh pihak baik pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik dan komite sekolah pada tahun 2009 SMP Negeri 1 Tanggul menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN).

SMP Negeri 1 Tanggul terletak di Jalan Sidomulyo No. 26 Tanggul kabupaten Jember, yang mayoritas penduduk di sekitar sekolah merupakan suku Madura. Kemampuan siswa SMP Negeri 1 Tanggul dapat diandalkan di berbagai bidang nonakademik, meliputi olah raga terutama sepak bola, futsal dan pencak silat yang mampu mengukir prestasi di tingkat kecamatan, kabupaten, bahkan di tingkat nasional. Di bidang akademik siswa SMP Negeri 1 Tanggul dapat lulus 100% lima tahun berturut-turut. Sementara itu, dari 37 dewan pendidik yang bertugas di SMP Negeri 1 Tanggul memenuhi kualifikasi sarjana dan 4 di antaranya telah menempuh Program Pascasarjana.

Memiliki Sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran akademik dan non akademik yang berbasis keunggulan lokal dan global. Kualitas kinerja sekolah mencapai nilai yang memuaskan. 

Peran serta masyarakat (komite) sangat baik dalam mendukung program peningkatan kualitas sekolah, baik sarana maupun nonsarana, termasuk kualitas sumber daya pendidik serta tenaga kependidikan. Pengembangan diri dikemas dalam ”Satu Potensi Program Pengembangan Diri”. Dengan banyaknya dukungan dari berbagai pihak berpengaruh pada semakin meningkatnya prestasi siswa sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan optimal. Hampir 80% siswa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan 15% diterima di sekolah favorit di kecamatan Tanggul. 

 

Program Pelaksanaan Pembentukan Karakter Budi Pekerti

Pendidikan karakter dapat diimplementasikan melalui beberapa strategi dan pendekatan seperti berikut.

-    Pengintegrasian nilai dan etika pada mata pelajaran. 

-    Internalisasi nilai positif yang ditanamkan oleh semua warga sekolah (kepala sekolah, guru, dan orang tua). 

-    Pembiasaan dan latihan. 

-    Pemberian contoh dan teladan. 

-    Penciptaan suasana berkarakter di sekolah. 

-    Pembudayaan. 

Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu  pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Berdasarkan grand design yang dikembangkan Kemendiknas

(2010).

Dalam pelaksanaannya, pembentukan budi pekerti di SMP Negeri 1 Tanggul sudah diatur dalam buku tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah, yaitu buku yang mengatur norma dan adat istiadat yang berlaku di lingkungan sekolah. Buku panduan yang berisi tatakarma dengan gaya penulisan undang-undang yang terdiri dari BAB dan Pasal. Pada BAB I menuliskan tentang Ketentuan Umum dan terbagi menjadi beberapa pasal, yaitu pasal 1 tentang pakaian sekolah; pasal 2 tentang rambut, kuku, tato, dan make up; pasal 3 masuk dan pulang sekolah; pasal 4 tentang kebersihan, kedisiplinan, dan ketertiban; pasal 5 tentang sopan santun pergaulan; pasal 6 tentang upacara bendera dan peringatan hari-hari besar; pasal 7 tentang kegiatan keagamaan; pasal 8 tentang larangan-larangan; dan pasal 9 tentang penjelasan tambahan. Pada BAB II berisi tentang pelanggaran dan sanksi; terakhir BAB III Lain-lain.

Dalam penjabaran yang tertera pada buku tatakrama dan tata tertib penulis menyoroti pada BAB I pasal 5 tentang sopan santun pergaulan. Dalam pergaulan seharihari di sekolah, setiap siswa hendaknya bersikap seperti berikut.

-    Mengucapkan salam antarsesama teman, dengna kepala sekolah dan guru, serta dengan karyawan sekolah apabila baru bertemu pada pagi/siang hari atau mau berpisah pada siang/sore hari.

-    Saling menghormati antarsesama siswa, menghargai perbedaan dalam memilih teman belajar, teman bermain dan bergaul, baik di sekolah maupun di luar sekolah, dan menghargai perbedaan agama dan latar belakang sosial budaya masing-masing.

-    Menghormati ide, pikiran dan pendapat, hak cipta orang lain dan hak milik teman dan warga sekolah.

-    Berani menyampaikan sesuatu yang salah adalah salah dan menyatakan sesuatu yang benar adalah benar.

-    Menyampaikan pendapat secara sopan tanpa menyinggung perasaan orang lain.

-    Membiasakan diri mengucap terima kasih kalau memperoleh bantuan atau jasa dari orang lain.

-    Berani mengakui kesalahan yang terlanjur dilakukan dan meminta maaf apabila merasa melanggar hak orang lain atau berbuat salah kepada orang lain.

-    Menggunakan Bahasa (kata) yang sopan dan beradap yang membedakan hubungan dengan orang lebih tua dan teman sejawat, dan tidak mengguakan katakata yang kasar, cacian dan pornografi.

Selain itu, juga pada pasal 7 tentang keagamaan yang berisi sebagai berikut.

-    Bagi siswa Muslim wajib dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.

-    Setiap siswa muslim wajib menjalankan sholat Dzuhur berjamaah di sekolah.

-    Setiap siswa Muslim wajib mengikuti kegiatan pengajian yang diadakan oleh sekolah, termasuk pesantren kilat atau Pondok Romadhon.

-    Bagi siswa non-muslim kegiatan keagamaan diatur sekolah dengan kesepakatan orang tua/wali murid.

Berdasarkan kedua pasal tersebut dapat dilihat pelaksanaan program krakter budi pekerti juga menjadi salah satu kegiatan yang wajib diikuti oleh peserta didik karena sudah diatur dalam bentuk pasal dan aturan baku.

 

Pencapaian Pelaksanaan Program Pembentukan Karakter

Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 1 Tanggul, pencapaian pelaksanaan program pembentukan karakter sesuai dengan buku tatakrama dan tata tertib sekolah seperti berikut.

Pertama, peserta didik mengucapkan salam antarsesama teman, dengna kepala sekolah dan guru, serta dengan karyawan sekolah apabila baru bertemu pada pagi/ siang hari atau mau berpisah pada siang/ sore hari mencapai 80% peserta didik. Yang menghasilkan toleransi dan saling menghormati antarsesama siswa, menghargai perbedaan dalam memilih teman belajar, teman bermain dan bergaul, baik di sekolah maupun di luar sekolah, dan menghargai perbedaan agama dan latar belakang sosial budaya masing-masing.

Kedua, peserta didik menghormati ide, pikiran dan pendapat, hak cipta orang lain dan hak milik teman dan warga sekolah. Peserta didik mampu menyampaikan kejujuran sehingga berani menyampaikan sesuatu yang salah adalah salah dan yang benar adalah benar.

Ketiga, kemampuan menyampaikan pendapat secara sopan tanpa menyinggung perasaan orang lain sudah terlaksana dengan cara pembiasaan diri mengucapkan terima kasih kalau memperoleh bantuan atau jasa dari orang lain dan keberanian mengakui kesalahan yang terlanjur dilakukan dan meminta maaf apabila merasa melanggar hak orang lain atau berbuat salah kepada orang lain. Hal ini juga terlihat pada penggunaan bahasa (kata) yang sopan dan beradap yang membedakan hubungan dengan orang lebih tua dan teman sejawat sering terdengar di kala terdapat pembicaraan antara peserta didik.

Keempat, pembinan ahlaq mulia dan berbasis keislaman juga terbentuk, seperti pembiasaan peserta didik membaca AlQur’an di setiap hari Jum’at dan wajib dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar dan terbiasa wajib sholat Dzuhur berjamaah di sekolah membuat peserta didik mampu mendalami kerohaniaanya. Pembiasaan bagi yang non-muslim berupa kegiatan keagamaan yang dikoordinir oleh beberapa gereja dan petinggi agama masing-masing.

Selain yang tertera di dalam subjek di atas, budaya sekolah dan sarana prasarana mendukung untuk dilaksanakannya pendidikan karakter. Dilihat budaya sekolah yang begitu menutup peserta didik untuk melakukan kesalahan dan sarana prasana yang memungkinkan peserta didik tidak akan keluar masuk sekolah dengan mudah karena semua yang dibutuhkan peserta didik sudah tersedia di dalam sekolah. 

Letak sekolah yang berada di tengah masyarakat dan berada jauh dari pusat aktifitas masyarakat (pasar, alun-alun, jalan besar) membuat peserta didik bisa lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran. Setiap pesan yang disampaikan pendidik kepada peserta didik dapat diterima, baik yang tersurat maupun tersirat. Keadaan kelas yang luas membuat peserta didik merasa nyaman dalam kegiatan pembelajaran.

  

PENUTUP

Setelah memperhatikan pembahasan dan uraian mengenai pembentukan karakter budi pekerti di SMP Negeri 1 Tanggul, dapat disimpulkan hal berikut. Pertama,  SMP Negeri 1 Tanggul  memiliki  sejumlah program  yang  diarahkan  untuk  membangun karakter budi pekerti warga sekolah. Program-program tersebut berupa: (1) kultur sekolah yang meliputi wawasan mutu untuk peserta didik dalam kegiatan akademik dan nonakademik; (2) kultur budaya sekolah kerohanian yang meliputi: pengajian Jum’at pagi, sholat Dzuhur berjamaah, dan pengkajian kerohanian sesuai dengan agama masing-masing peserta didik; (3) kultur budaya disiplin, baik untuk pendidik (guru) maupun peserta didik; dan (4) kultur budaya sopan santun (tatakrama), menghargai yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Kedua, program-program  pembentukan karakter budi pekerti di SMP Negeri 1 Tanggul dapat berjalan dengan baik karena adanya tekad yang kuat dan pemantauan dari segala sudut oleh seluruh warga sekolah. 

 


Depict Pristine A. dan Endang Suryani, 

Pascasarjana UNY


Pro

Share this post