PEMBATAS DUA PERAIRAN: LAMBANG YANG HAQ DAN BATHIL
Jika
ada dua air dari dua penjuru sungai bertemu pada satu muara, biasanya yang
terjadi adalah pembauran. Namun, ada hal yang unik ketika air tersebut tidak
berbaur. Fakta menunjukkan bahwa fenomena tersebut bisa saja terjadi. Hal itu
terlihat di beberapa lokasi, antara lain cope town (Afrika), Jiangling dan
Yangtze (China), Rio Negro dan Solimoes (Brazil), Rhone dan Arve (Swiss), Drava
dan Danube (Kroasia), Tobol dan Irtysh (Rusia), Mosel dan Rhine (Jerman), Black
dan White Aragvi (Georgia), serta Kisha dan Belaya (Rusia). Perpisahan dua
jenis air merupakan fenomena yang unik. Hal tersebut disinggung dalam Q.S Ar
Rahman 19-20:
بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَا يَبْغِيَانِ مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ
يَلْتَقِيَانِ
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,
antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” Pada
ayat tersebut dijelaskan bahwa marojal bahroini secara bahasa berarti
“bercampurnyadua lautan”. Namun,M.Quraish Shihab dalam tafsirnya menyatakan
bahwa kata maroj dalam konteks ayat tersebut lebih tepat berarti
“mengalirkan”. Kata tersebut kurang tepat jika diartikan bercampur
sebab pada Ar Rahman 20 terdapat kata barzakh yang berarti “pemisah
di antara kedua lautan untuk bercampur ” sehingga dirasakan
kontradiksi jika marojal bahroini diartikan dengan “bercampurnya dua
lautan”.
Bercampur yang dimaksud
adalah berbaur secara total sehingga air laut yang asin
mempengaruhi sungai yang tawar begitu pula sebaliknya. Akan tetapi,
jika marojal bahroini tetap dipahami dengan bercampur maka kondisi tersebut
juga masih dapat diterima dengan catatan bercampur yang dimaksud
adalah tidak berbaur secara total.
Sebuah penelitian
yang dilakukan oleh Muhammad Ibrahim al-Sumayh menyatakan bahwa
barzakh merupakan sebuah daerah yang terjadi percampuran antara air
laut yang asin dengan air sungai yang tawar dalam jarak tertentu tapi
tidak berbaur secara total yang diakibatkan perbedaan sifat Fisika di
antara keduanya. Adapun air laut maupun air sungai di luar jarak
tersebut, rasa airnya seragam adanya. Hal itu diperkuat dengan
penjelasan Q.S Al Furqon 53:
وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ
وَهَٰذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَحْجُورًا
"Dan Dialah
yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini
tawar lagi segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara
keduanya dinding dan batas yang tidak tembus". Senada dengan ar-rahman
19, al-Furqon 53 juga menjelaskan tentang marojal bahroini
dan barzakh. Di ayat ini semakin jelas bahwa kedua laut
tersebut terpisahkan dengan adanya “dinding” (barzakh) dan “batas” (hijran).
Dalam ayat itu dijelaskan bahwa pengertian barzakh lebih pada pembatas
antara air tawar dan air asin. Hal itu berarti kedua laut tersebut
tetap mempunyai dan mempertahankan karakter atau sifat-sifat Fisika
dan kimianya sendiri-sendiri jenis ikan dantumbuhan di dalamnya
pun berlainan.
Jika dikaji dari
sifat Fisika, karakteristik air tawar berbeda dengan air asin.
Air laut mengandung 3,5% garam garaman, gas-gas terlarut, bahanbahan organik
dan partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi
sifat fisis air laut (densitas, kompresibilitas, titik beku, dan
temperatur) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa
sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara
signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh
jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan
tekanan osmosis.
Air tawar
memiliki karakteristik yang berbeda dengan air laut. Air ini tidak
mempunyai salinitas. Titik beku atau kerapatan maksimum air murni
terjadi pada suhu 40C lebih tinggi dari pada air laut atau dengan
kata lain. Dengan kata lain, air murni lebih cepat membeku dari pada
air laut. Jika dilihat dari densitas air tawar dan air laut jelas
berbeda. Air laut memiliki densitas bergantung pada
temperatur (T), salinitas (S) dan tekanan (P). Kebergantungan ini
dikenal sebagai persamaan keadaan air laut (Equation of State of Sea
Water):
ρ = ρ(T,S,P)
Densitas bertambah dengan
bertambahnya salinitas dan berkurangnya temperatur, kecuali pada
temperatur di bawah densitas maksimum. Densitas air laut terletak
pada kisaran 1025 kg/m3 sedangkan pada air tawar 1000 kg/m3. Fenomena
ketidakberbauran dua jenis air merupakan sebuah bukti kekuasaan Allah
SWT. Fenomena tersebut terjadi karena adanya karakteristik
yang berbeda sehingga menyebabkan adanya tegangan permukaan
yang membatasi keduanya. Hikmah yang dapat diambil dari
fenomena tersebut adalah sesuatu kebaikan tidak dapat dicampuradukkan dengan
keburukan.