Berkas Cahaya

Usai kuucap salam, tengok kanan kiri.
Ganti jemari bergerak mengikuti irama.
Bibirpun tak tinggal diam.
Semua padu demi satu harap.

Ada sesuatu yang berbeda hari ini.
Sesuatu mengubah arah pandang mata.
Ada berkas cahaya mulai menyala.
Diam-diam kulihat arah datangnya.

Sebuah benda bening memantulkannya.
Aku tanpa berani melihat asalnya.
Benda bening itu merefleksikannya.
Cahaya yang asing namun serasa kukenal.

Tirai putih menjadi dinding pemisah.
Kurasakan cahaya itu mendekat.
Ternyata benar, ia mendekat.
Cahaya itu juga ikut mengawasiku daritadi.

Aku gugup, tapi batinku meronta.
Seakan ia berbisik lihatlah ke arah cahaya.
Pusat kendali bekerja cepat hingga aku melihatnya
Cahaya itupun tersenyum begitu pula aku.

Ku mengenalinya.
Keadaan yang sungguh enak dipandang.
Kuingin waktu itu seketika berhenti.
Kutak ingin menghapus waktu ini.
Waktu terus berjalan dan manusia terus bergerak.

2 detik, memang sekejap.
Ku tak mau berlama-lama.
Takut bila ku akan mabuk.

Aku tak mau berharap.
Selain harapku pada-Nya
Yang kekal karena janjinya tak akan pernah semu.
Biarlah air tetap mengalir.
Mengikuti sunatullah.

Aku, perahu akan terus berlayar.
Hingga tahu tempat untuk berlabuh.
Mengukir sejarah bersama.

Sudut Belakang Mushola
Solo, 06 September 2016
14.16 WIB





Share this post