Berangkat ke Italia, Santri Thursina IIBS Bergabung dalam AFS Exchange Program 2022

Santri SMA Thursina International Islamic Boarding School (IIBS)  berhasil lolos sebagai awardee American Field Service (AFS) Exchange Program 2022. Adalah Naela Najwadea Firnanda, santri kelas 12 putri yang berhasil menjadi salah satu dari 27 awardee dari Indonesia. Melalui program ini, dirinya akan mengikuti pembelajaran di Istituto Scolastico Lombardo Radice, Catania, Sicily, Italy selama sembilan bulan kedepan terhitung Oktober 2022. 

AFS Exchange Program adalah program pertukaran pelajar dengan 40 pilihan negara tujuan dan durasi yang beragam. Program ini ditujukan bagi pelajar SMA sederajat di seluruh dunia. Sebelum resmi menjadi awardee, setiap pendaftar diharuskan mengikuti beragam rangkaian seleksi. 

   

Mulai dari seleksi berkas nasional dan penulisan essay, wawancara, dan dinamika kelompok. Setelah dinyatakan lolos seleksi nasional, maka selanjutnya adalah seleksi berkas international. Barulah, kemudian bisa dinyatakan lolos dan mendapatkan negara tujuan.

Rangkaian seleksi yang cukup panjang nyatanya tidak menyurutkan semangatnya. Dea, sapaan akrabnya, justru menganggap itu adalah sebuah tantangan untuk move up. Seleksi dinamika kelompok adalah yang paling berkesan baginya. Pada seleksi itu, dirinya dituntut untuk bisa cepat tanggap dengan pembahasan yang sedang berlangsung. Selain itu, dirinya juga ditantang untuk tetap aktif tanpa harus overshadow finalis lain.

“Intinya, saya banyak belajar mengendalikan ego agar dapat menyatukan pemikiran. Karena, kita semua memang baru pertama kali bertemu. Tapi, terlepas dari itu semua, sesi itu adalah yang paling berkesan bagi saya,” ungkap santri asal malang itu.

Kendala sempat dialami saat proses pembuatan essay. Padatnya jadwal pondok dan juga keterbatasan internet membuat dirinya harus pandai mengatur waktu. Setidaknya, dirinya harus meluangkan 1 jam waktunya untuk fokus membuat essay. Melalui tulisannya, Dea mencoba menuliskan kontribusinya bagi masyarakat disabilitas Kota Malang.

“Tema besarnya adalah kepemimpinan. Saya coba jabarkan juga hal apa saja yang harus dimiliki seorang pemimpin. Serta apa saja yang harus dia lakukan bagi sekitarnya,” imbuhnya.

   

Bagi bungsu dari tiga bersaudara itu, kesempatan mengikuti AFS adalah gerbang bagi dirinya menjelajah lebih banyak hal. Mulai dari budaya, pendidikan, kegiatan sosial, bahkan mencicipi kehidupan sebagai muslim di luar negeri. 

Melalui kegiatan ini dirinya bertekad untuk lebih banyak mengikuti kegiatan volunteer disana. Selain itu, dirinya juga ingin menjajal berbagai perlombaan. 

“Bagi saya, be the best or be nothing at all. Karena untuk menjadi yang terbaik butuh kerja keras dan proses yang panjang. Tidak hanya untuk kepuasan diri sendiri, tapi juga untuk memberi kebahagiaan bagi lingkungan sekitar,” ungkapnya.

Terakhir, kepada santri Thursina IIBS dirinya berpesan untuk selalu percaya diri dan berani mencoba. Jangan terlalu memikirkan hal yang belum terjadi. Meskipun pada akhirnya tidak mendapat hasil yang sesuai harapan, namun pengalaman yang dirasakan justru menjadi lebih berharga.

“You don't have to be perfect to start, but you have to start to be perfect,” pungkasnya. (nai/lil)

Share this post