Mengintip 3 Pondok Pesantren Modern di Kabupaten Malang

MALANGTIMES - Pondok pesantren merupakan produk budaya Indonesia. Lembaga pendidikan Islam tertua tersebut memiliki siswa yang tinggal bersama dalam sebuah asrama. Mereka belajar di bawah bimbingan guru yang dikenal dengan sebutan kiai.

Pondok pesantren memang dianggap sebagai sebuah pendidikan tradisional. Orang tua yang memasukkan anaknya di pesantren berharap lebih terhadap ilmu agama Islam yang diterima sang anak. Pondok pesantren memang wadah yang tepat untuk mendidik anak dengan ilmu agama yang lebih dalam.

Untuk itu, banyak orang yang menganggap bahwa pesantren itu kuno. Bahkan takut memasukkan anaknya ke pesantren karena tidak ingin anaknya ketinggalan zaman. Bahkan ada yang takut sang anak menjadi radikal. Padahal, saat ini pondok pesantren tidak selalu kuno. Banyak pula pesantren yang mendidik siswa dengan berimbang antara ilmu umum juga agamanya. Pesantren-pesantren modern tersebut biasanya memiliki sekolah juga. Fasilitasnya pun lengkap.

 

Di Kabupaten Malang, hadir beberapa pondok pesantren modern. Yang memasukkan anaknya di sana bukan hanya warga Kabupaten Malang saja melainkan juga luar kota, luar pulau, hingga luar negeri. Hal ini dikarenakan kualitasnya yang memang baik.

Artinya, tidak hanya pengajarannya saja akan tetapi juga fasilitasnya. Tak ayal, pondok pesantren modern ini dianggap mahal jika dibandingkan dengan pesantren pada umumnya. Kali ini malangTIMES menyajikan beberapa pondok pesantren high-end tersebut. Apa saja? Simak di bawah ini.

1. Tazkia International Islam Boarding School (IIBS)

Tazkia sudah berdiri sejak 2012. Namun, baru 2014 angkatan pertama masuk. Letaknya di Jalan Tirto Sentono No. 15, Dau, Malang. Di sini khusus untuk jenjang SMP dan SMA. Didirikan oleh banyak pendiri. Salah duanya adalah Muhammad Ali Wahyudi, M.Pd dan Ust. Nur Abidin, M.Ed. Luas gedung wilayah putri yakni 1,2 hektar, sedangkan untuk putra hampir 3 hektar.

Memasuki wilayah kampus Tazkia, Anda dijamin akan tercengang. Gedungnya mewah dan sangat bersih. Tamannya indah. Ruang kelasnya asyik dan tidak membosankan karena catnya berwarna-warni. Terdapat kamar mandi di setiap kelas dan loker untuk anak. Tempat makan juga bersih dan rapi.

Tidak seperti pondok kuno yang setiap kamarnya sampai 20 orang, setiap kamarnya di Tazkia ditempati oleh 8 santri. Tempat tidur yang disajikan adalah tempat tidur susun. Setiap kamar juga mempunyai kamar mandi sendiri. Selain itu, terdapat fasilitas laundry untuk menyucikan seragam santri.

Uniknya, untuk masuk Tazkia, calon santri harus mendaftar jauh sebelum lulus. Calon santri harus mendaftar pada saat kelas 3 SD apabila ingin SMP di Tazkia. Untuk SMA, calon santri harus mendaftar pada saat ia kelas 6 SD. Hal ini dikarenakan banyaknya antrean untuk mondok di sana.

Untuk diketahui, yang belajar di Tazkia tidak hanya dari Indonesia saja. Ada juga yang dari Australia, Belanda, Thailand, Qatar, hingga Abu Dhabi. Orang tua yang berminat memondokkan anaknya di Tazkia harus merogoh kocek hingga 35 jutaan. Sedangkan SPP perbulannya mencapai Rp 2 juta.

Meski tergolong mahal, Tazkia memiliki keunikan di kurikulumya. Mereka sudah memakai kurikulum Al Azhar dengan mewajibkan santri hafalan minimal 8 juz. Selain itu, tentunya materi-materi keislaman juga diberikan. Tazkia masih menggunakan kurikulum nasional juga, namun digabung dengan kurikulum internasional Cambrige Checkpoint untuk pelajaran matematika, sains, dan bahasa Inggris. Di sana diwajibkan menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris. Selain itu, terdapat ekskul wajib yakni berkuda, memanah, berenang, bela diri, dan pramuka.

Uniknya lagi, saat jenjang SMA, Tazkia memiliki 5 jurusan, yakni ulama, scientistpreneur, sociopreneur, CEO, dan professional. Ulama untuk santri yang ingin terjun di bidang keislaman, scientristpreneur dan sociopreneur untuk santri yang ingin melanjutkan ke jenjang umum, CEO untuk menyiapkan santri yang akan membawahi perusahaan, sedangkan professional untuk santri yang ingin melanjutkan bidang kedokteran, militer, atau kepolisian. 

“Di Tazkia itu holistic and balance. Yang artinya kesucian dan keseimbangan. Seimbang antara pendidikan Islam dan pendidikan umum. Antara ilmu agama dan dunia seimbang,” ujar Aris Khoirul Wafa, Humas Tazkia.

2. Ar-Rohmah Islamic Boarding School

Selanjutnya ada Ar-Rohmah. Ar-Rohmah terletak di Jalan Jambu 1, Semanding, Sumbersekar, Dau, Malang. Di sini, terdapat, SD, SMP, dan SMA. Hanya saja, untuk mondok, anak harus minimal SMP. Pondok ini dibawahi oleh Hidayatullah. Bangunan berdiri pada tahun 2000, sedangkan pendidikan mulai jalan pada tahun 2008. Luas bangunan untuk wilayah putri saja adalah 4 hektar.

Ar-Rohmah juga pondok yang tergolong mewah. Dalam artian gedungnya besar-besar. Ruang kelas layaknya ruang kelas pada umumnya. Setiap kamar dihuni oleh 12 santri dengan tempat tidur susun. Setiap kamar terdapat 2 kamar mandi dalam. 

Menurut Yenki Anan, Staff Sekretariat Ar-Rohmah, santri yang belajar di sana dari wilayah di seluruh Indonesia kecuali Aceh. Selain itu, terdapat pula santri dari Qatar dan Australia. Yekni menyatakan bahwa yang ditekankan di Ar-Rohmah adalah pendidikan akhlaqnya.

“Jadi bagaimana cara berpakaian hingga menghormati orang yang lebih tua,” ujarnya.

Ar-Rohmah sendiri kini sudah terakreditasi A dan menggunakan kurikulum 2013. Meski begitu, baru-baru ini pihak sekolah melakukan studi kampus ke Malaysia dan Singapura. Selanjutnya, kualitas pendidikannya Ar-Rohmah akan distandarkan internasional.

“Di sini bukan pondok salafiyah. Kami tidak hanya fokus ke pesantren tapi juga mementingkan pendidikan santri,” ujar Yenki.

Untuk itu, pantas saja apabila Ar-Rohmah dijuluki dengan pondok pesantren yang banyak melahirkan siswa-siswa yang berprestasi dan memenangkan banyak kompetisi. Bagi orang tua yang ingin memasukkan anak ke pondok ini, harus menyiapkan biaya hingga Rp 21 jutaan. Sedangkan untuk SPPnya yakni Rp 1.700 juta an per bulannya.

3. Pondok Pesantren Daarul Ukhuwah (PPDU)

Pondok pesantren modern ini terletak di Jalan Asrikaton, Bamban, Pakis, Malang. Didirikan tahun 2010 oleh KH. DR Muhammad Ajir Abdi Moenip Lc MA. Saat ini masih terus dalam tahap pembangunan. Selanjutnya yang akan diselesaikan adalah pembangunan masjid. 

Untuk diketahui, Daarul Ukhuwah  berarti kampung persaudaraan. Islam NU, maupun muhammadiyah, atau yang lain semuanya bersaudara.

“Di sini semua jadi satu. Tidak ada yang khusus. Semua bersaudara,” terang Ahmad Fauzi, Staff TU PPDU.

Fasilitas di ponpes ini pun juga lengkap. Namun, yang unggul di pesantren ini adalah bahasa Arabnya. Setelah 6 bulan mondok, santri wajib menggunakan bahasa Arab. Selain itu, santri juga harus hafal Quran minimal 6 juz.

“Kami memakai metode tiqrar. Jadi diulang-ulang. Satu ayat bisa sampai 20 kali,” ujar Fauzi.

Untuk kurikulum, PPDU berkiblat pada kurikulum di Gontor, yakni Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI). Sistem ini dulunya dibuat dalam rangka melakukan modernisasi terhadap sistem pendidikan pesantren sebagai budaya asli bangsa Indonesia.

Bagi orang tua yang berminat memondokkan anaknya di PPDU, biaya yang dikeluarkan tak sebanyak Tazkia atau Ar-Rohmah. Cukup dengan Rp 8 juta an saja. Sedangkan untuk SPPnya untuk tahun ini yakni Rp 650 ribu an saja.

Sumber: Malang Times

Share this post