Berbicara Tentang Pentingnya Peran Pemuda, Santri Thursina IIBS Sabet Juara Lomba Khitobah

“Pemuda merupakan harapan bangsa. Dari merekalah gerakan gerakan baru lahir yang dapat membawa perubahan,” tegas Nouv Aqila Bages santri SMA Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) dalam bahasa arab yang fasih. Itulah sekilas pidatonya dalam lomba pidato bahasa arab tingkat nasional. Dengan mengangkat judul “Bangunlah Wahai Pemuda” Ia berhasil meraih juara 3 dalam kompetisi tersebut. Lomba yang diselenggarakan oleh Camp for Moslema Teens Nurul Fikri. Nouv berhasil menyingkirkan 30 peserta lainnya dalam kompetisi tersebut.

Nouv mengajak setiap pemuda untuk mencontoh pemuda-pemuda di zaman Rasulullah. Yang mana dengan usia masih muda, beliau menjadi panglima perang dan mampu membuat perubahan-perubahan. Dalam pidato lima menitnya tersebut Nouv menyampaikan bahwa dengan bergerak maka bagaikan air yang mengalir, dapat membawa perubahan serta dapat memberikan manfaat bagi sekitarnya.

Nouv mencontohkan dalam pidatonya, Usamah Bin Zaid yang menjadi panglima perang saat umurnya 17 tahun. Serta Muhammad Al Fatih di umurnya yang menginjak 21 tahun sudah membebaskan Konstantinopel dengan membawa pasukannya. “itu adalah contoh pemuda yang diperlihatkan kepada kita semua bahwa sejatinya pemuda dapat membawa perubahan yang maksimal di sekitarnya,” jelasnya.

Ia menitik beratkan pada pemuda sebagai generai penerus untuk terus mau mencintai negerinya dengan berbagai usaha. “Sangat banyak jalan yang bisa ditempuh untuk membuktikkan bahwa kita pemuda dapat berkontribusi banyak di masyarakat,” jelasnya.

   

Dalam lomba yang bertajuk Peran Pemuda Islam di Era Milenial itu, Nouv mengungkapkan peran pemuda sangatlah penting. Perubahan yang terjadi saat ini tidak lepas dari pemuda masa lalu. Meskipun diselenggarakan secara daring, namun subtansi pidato yang disampaikan mengena.

Dengan sistem perlombaan daring ini, Nouv mengunggah pidatonya ke sosial media Instagram yang kemudian di nilai oleh panitia. Dirinya juga menceritaan ada beberapa kendala yang dilalui diantaranya dikarenakan daring, sehingga pembimbingan naskah terkendala waktu. Namun semuanya dapat diatasi beberapa hari sebelum batas waktu pengumpulan.

Guru pendamping, Ustadz Wahyu Andriansyah, Lc mengatakan, lomba diadakan satu putaran, yang mana sebelumnya diadakan tahap penyisihan.

“Proses mendapatkan hasil maksimal tidaklah mudah, setiap harinya ada sesi pertemuan di luar jam akademik, bahkan lebih jika akan mengikuti olimpiade seperti saat ini”, ujar Ustadz Wahyu.

Dengan mengikuti perlombaan seperti ini, menjadi perwujudan misi Thursina IIBS khususnya dalam peningkatan kualitas pendidikan pada bidang Bahasa Arab, sehingga bahasa yang biasanya digunakan dalam keseharian bisa berguna juga untuk mendorong meningkatkan prestasi.

“Ini adalah sebuah prestasi yang membanggakan, semoga nantinya bisa memberikan motivasi santri Thursina IIBS yang lain untuk lebih aktif mengikuti perlombaan, khususnya dibidang sastra arab dan yang sejenisnya,” harap Ustadz Wahyu. (lil)

Share this post