Gencarkan Penelitian, Santri Thursina Raih 2 Medali Emas di WYIIA 2023 dan MIICA

Keseriusan Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) dalam bidang penelitian semakin digencarkan. Hal ini dibuktikan juga dengan berjayanya dua tim dari Thursina IIBS yang telah menjuarai perlombaan penelitian international. 2 tim Thursina ini berlaga dalam World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) 2023 dan berhasil membawa pulang 2 medali emas, best project, serta special award. 

Tim pertama yaitu tim yang mengangkat tema Education. Mereka terdiri dari Nasywa Raya Helmia Putri, Talitha Raishanazia Marsid, Ayasha Nabila Saquila, Pinkan Tsurayya Nur Khairina, dan Hana Zhafira Akmalia Hartono. Mereka mengangkat tema tentang isu Non-Suicidal Self-Injury (NSSI) yang tengah ramai menjadi perbincangan di dunia remaja.

Karya yang berjudul Breaking the Cycle: Reducing Non-Suicidal Self-Injury among High Schoolers through the ABC Paradigm Canvas, menjadi satu-satunya best project yang tampil di event internasional tersebut. Ustadzah Risa Nur Fitriyana, S.Psi, pembimbing penelitian tersebut menyampaikan, ide ini adalah meringkas dan memudahkan teori kognitif behaviour yang dimiliki oleh Albert Ellis. Teori ini kemudian disusun dalam bentuk worksheet yang memudahkan orang untuk membaca dan mengaplikasikannya. 

   

Di karya ini, lanjut Ustadzah Risa, mereka benar-benar melakukan penelitian bahwa dengan melakukan metode Antecedents, Behaviour, and Consequences (ABC) model dapat merubah mindset remaja dari yang awalnya berpikir untuk melakukan hal negatif menjadi berpikir untuk melakukan hal positif. “Pengubahan cara berpikir ini memang tidak mudah, perlu 1 bulan lebih untuk memunculkan hasilnya,” jelasnya. 

Dari karyanya tersebut, Nasywa Raya dan timnya berhasil meraih best project dengan originalitas yang tinggi sekaligus meraih penghargaan yang spesial dari Malaysia Invention, Innovation and Creativity Association (MIICA). 

Dengan membawa tema tentang Eco Anxiety atau kecemasan lingkungan. Terdiri dari Tanisha Lubena Muti, Naaila Qurrotu Aini, Aisyah Alfiyyata Nasywa, dan Khansa Aqila Idris berhasil meraih medali emas dalam gelaran tersebut. Menurut Ustadzah  Risa, kecemasan lingkungan ini adalah hal yang baru. Ia menjelaskan, orang yang terbiasa dan sering melihat sosial media yang isinya tentang kerusakan lingkungan dapat menimbulkan kecemasan pada dirinya sendiri yang bahkan dalam kasus lain sampai mempengaruhi kesehatan mental. 

   

“Eco Anxiety ini sebenarnya hal yang baru dan perlu diatasi. Seharusnya ketika sudah tahu ada kerusakan lingkungan, sebaiknya langsung take action dan bukan hanya menunggu dan melihat kerusakan yang terjadi. Dampaknya kemudian dapat muncul kecemasan yang berlebihan,” jelas Ustadzah Risa. 

Dengan penelitian tersebut, santri Thursina yang meneliti melakukan survey dan menemukan adanya pengaruh terhadap kecemasan lingkungan itu yang disebabkan seringnya melihat sosial media tentang kerusakan lingkungan. Judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah From Scroll to Stress: Social Media's Role in Eco-Anxiety and the Moderating Effect of Personality. 

   

“Dengan adanya penelitian yang diikutkan dalam perlombaan ini semakin meningkatkan minat santri dalam penelitian. Dan ini perlu dimasifkan melalui perlombaan-perlombaan serupa,” tutupnya. 

Share this post