Inspiring! Delapan Santri Thursina IIBS Ikuti Arabic Language Camp di Mesir

Setelah sempat vakum karena pandemi, Thursina International islamic Boarding School (IIBS) melalui Thursina International Office (TIO) kembali menggulirkan program Language Camp. Salah satunya adalah Arabic Language Camp di Mesir. Program ini diikuti oleh delapan santri kelas 12 program spesialisasi ulama. Santri akan mengikuti pembelajaran dan praktik lapangan selama selama satu bulan di Mesir mulai 02 November 2022.

Koordinator program Al-Azhar, Ustadz Hofid Eksan Rawi, Lc mengungkapkan, tujuan utama program ini adalah memberikan kesempatan santri untuk belajar bahasa arab secara langsung di negara timur tengah. Program ini sekaligus menjadi momen mengenalkan budaya dan lingkungan kepada santri. Mengingat, sebagian besar peserta merupakan santri yang memilih akan melanjutkan studi di Al-Azhar Mesir.

“Ini jadi momen mereka untuk adaptasi juga. Sehingga nanti saat sudah jadi mahasiswa, mereka bisa lebih mudah dan percaya diri untuk berbaur dan berkomunikasi langsung dengan masyarakat disana,” ujarnya.

  

Hal itu juga yang mendasari pemilihan Mesir sebagai negara tujuan Arabic Language Camp tahun ini. Selain juga karena Mesir merupakan pusat Ilmu Agama. Maka, saat disana nantinya santri tidak hanya akan mengikuti pelatihan bahasa, namun juga belajar tahsin dan tahfidz mereka. 

Selain itu, Mesir yang sarat akan lokasi bersejarah juga menjadi pertimbangan. Rihlah atau tadabbur alam juga masuk dalam jadwal kegiatan santri selama menjalani program ini.

   

Tidak hanya itu, Ustadz Hofid juga menjelaskan setiap hari jumat santri akan diajak untuk praktek lapangan. Baik dengan mendatangi lokasi publik seperti pasar atau pusat perbelanjaan, perpustakaan, kampus, hingga menyimak khutbah jumat di masjid masjid umum. 

Setelahnya, santri harus bisa menjelaskan apa saja inti dari percakapan atau khutbah yang mereka dengarkan. Selain itu, santri juga harus mengikuti tes mingguan dan tes akhir guna melihat perkembangan mereka.

   

“Akan ada satu guru native dan satu guru dari mahasiswa Indonesia yang sedang studi doktoral di Al-Azhar. Sebelumnya, kami juga sudah melakukan placement test dan uji wawasan penalaran mereka. Insyaallah, saat pembelajaran nanti sudah akan sesuai dengan kemampuan mereka,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ustadz Hofid menjelaskan dalam pelaksanaan program ini, Thursina IIBS bekerjasama dengan Lembaga Alfirdaus. Lembaga pendidikan bahasa Arab yang mewadahi proses lembaga pendidikan di Indonesia yang ingin belajar Bahasa Arab di Mesir. Selain proses pembelajaran di kelas, kerjasama ini juga meliputi pendampingan santri selama di mesir. Pendampingan juga akan dilakukan oleh Ustadz Hofid selama sepuluh hari pertama di Mesir.

“Insyaalllah pendampingan akan 24 jam. Baik di kelas, asrama, maupun diluar. Harapannya, anak-anak bisa lebih terjaga dan tidak terlalu kesulitan dalam beradaptasi,” imbuhnya.

   

Selepas program ini, nantinya akan dilakukan evaluasi terkait efektivitas dan efisiensi program. Mulai dari peningkatan kemampuan santri, proses perkembangan diri santri, hingga kenyamanan program. Selanjutnya, akan dipetakan bagian mana saja yang perlu diperbaiki. Ustadz Hofid juga mengungkapkan jika program ini berjalan baik, maka akan dikembangkan juga untuk bisa diikuti oleh santri jenjang SMP.

“Semoga program ini dapat menginspirasi santri lainnya. Dan setelah kembali, para peserta sudah bisa praktek langsung  ke teman-temannya. Paling nggak di lingkup terkecil, yaitu kamar,” pungkasnya. (nai/lil)

Share this post