Perdalam Bahasa Jepang, Santri Thursina IIBS Ikuti Language Camp Program di Jepang

Negeri sakura, Jepang, menjadi salah satu negara favorit dalam melanjutkan studi tingkat universitas. Menyadari hal itu, Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) melalui Thursina International Office (TIO) meluncurkan program Japan Language Camp. Program ini diikuti oleh santri kelas 12, yaitu Fadhlurrahman Naufal. Selama sebulan, dirinya akan fokus memperdalam bahasa Jepang dan belajar beragam budaya dan kultur disana. Proses keberangkatan dilakukan pada 25 Oktober 2022 dengan didampingi oleh Staff TIO.

   

Deputy of Asia Education, Ustadzah Gita Afriani, B.A., menjelaskan bahwa  sebelum keberangkatan, santri terlebih dahulu menjalani proses interview dan persiapan intensif. Interview ini dilaksanakan secara online bersama perwakilan dari sekolah tujuan, Aoyama School of Japanese. Sesi interview dilakukan guna melihat seberapa jauh level Bahasa Jepang dan Bahasa Inggris Santri.

Persiapan yang dilakukan tidak hanya seputar bahasa, namun juga fisik dan penguatan nilai keagamaan. Santri mendapat beragam pembekalan perihal pelaksanaan sholat, proses pemilihan makanan halal berdasarkan komposisi, serta terkait kehidupan sosial di jepang. Santri ditekankan untuk bisa fokus dalam belajar dan menjalin relasi yang baik dengan teman maupun guru.

“Ananda kami wajibkan fokus dalam mengikuti kegiatan camp dan fokus untuk mengejar level bahasa yang diperlukan untuk masuk ke universitas tujuan kelak. Jadi tidak ada tugas khusus dari Thursina,” ungkapnya.

   

Pada Japan Language Camp tahun ini, Thursina IIBS bekerjasama dengan Malang International School (MIS) dan Japan Travel Agency (JTA) Bali untuk komunikasi pengurusan dokumen dari Aoyama School of Japanese Japan. MIS sendiri merupakan lembaga kursus bahasa asing yang sejauh ini membantu persiapan Bahasa Jepang ananda. Sehingga, rekam jejak perkembangan ananda juga lebih mudah dikomunikasikan antara Thursina IIBS, MIS, dan Aoyama School of Japanese.

“Nantinya ananda mengikuti kelas intensif bahasa Jepang, kelas cultural art, dan beberapa visit ke tempat bersejarah di Jepang. Ananda juga akan melakukan kunjungan ke beberapa kampus di sana,” imbuhnya.

   

Ustadzah Gita menambahkan bahwa selepas mengikuti Japan Language Camp nanti, ananda akan mengikuti ujian Japanese Language Proficiency Test (JLPT). Hal itu untuk mengetahui perkembangan level kemampuan Bahasa Jepang ananda. Selain perkembangan bahasa, Ustadzah Gita berharap setelah mengikuti program ini ananda bisa lebih percaya diri dan mampu beradaptasi dengan baik.

“Proses adaptasi ini tidak hanya secara sosial, namun dalam hal beragama, bersikap, dan juga belajar. Sehingga nantinya dia tidak mengalami culture shock berlebih saat berkuliah,” pungkasnya. (nai/lil)

Share this post