Sampaikan Gagasan Filtrasi Air Payau, Santri Thursina Raih Sepuluh Besar Ide Terbaik dalam YIF 2022

Syifa Rahma Tsabita, santri kelas XII SMA Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) mencatatkan namanya dalam Top 10 SDGs’ Innovation Idea Presentation dalam gelaran Youth Innovation Forum (YIF) Batch 2, (6-11/9). Mengusung inovasi filtrasi air payau, Syifa, menjadi satu satunya siswa SMA yang berhasil masuk dalam jajaran sepuluh besar. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Global Youth Action dan dilaksanakan di tiga negara, yaitu Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Youth Innovation Forum merupakan platform yang berfokus pada proses berbagi dan belajar untuk mewujudkan Sustaibale Development Goals (SDGs). Peserta forum ini merupakan anak muda dari berbagai jenjang pendidikan dan karir. Pada forum ini, peserta berlomba untuk menampilkan ide dan inovasi terbaiknya untuk mewujudkan salah satu dari 16 poin SDGs. Melalui kegiatan ini, peserta diajak untuk mengunjungi kota dan kampus kampus di tiga negara. Serta megikuti seminar SDGs’ bersama pemateri ternama.

Sebelum bertolak ke tiga negara, Syifa harus mengikuti beberapa proses seleksi. Diawali dengan proses seleksi administrasi pendaftaran. Pada proses ini penilaian akan dilihat berdasarkan pengalaman kegiatan sosial dan personal statement yang dijabarkan dalam sesi pendaftaran. Setelah dinyatakan lolos tahap administrasi, seleksi berikutnya adalah tes pengetahuan umum. Terdapat 100 soal pilihan ganda yang harus dikerjakan secara online oleh seluruh peserta.

“Ada rasa bahagia dan kesenangan tersendiri yang saya rasakan saat bisa membantu orang lain. Alhamdulillah, keluarga juga mendukung saya berkecimpung di kegiatan sosial,” ungkapnya.


Memasuki pengumuman final peserta, Syifa berhasil mencatatkan namanya dalam urutan 20 besar teratas. Berkat prestasi ini, dirinya berkesempatan untuk mempresentasikan idenya dalam SDGs’ Innovation Idea Presentation. Bahkan, dirinya dapat kembali mencatatkan diri dalam sepuluh besar ide terbaik. Syifa berfokus untuk menyampaikan gagasannya dalam mewujudkan poin SDGs’ nomor enam, yaitu Air Bersih dan Sanitasi Layak.

Pada presentasinya, Syifa mengambil kasus yang terjadi di Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur. Dimana Sumber air didominasi oleh air payau. Tingginya kadar sodium dalam air payau telak membuat air ini tidak dapat dikonsumsi secara terus menerus. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga harus membelinya dari Pulau Labuan Bajo.

Inovasi yang ditawarkan Syifa berupa alat filter air yang disebut FilterIt. Alat filter ini berupa tabung yang diisi dengan lapisan magnesium, zeolit, dan karbon aktif. Tiga lapisan itu nantinya mampu menyaring kadar sodium yang terkandung dalam air, sehingga dapat menghasilkan air bersih yang cukup aman untuk dikonsumsi. Penggunaannya pun cukup mudah. Tabung hanya perlu diletakkan di mulut tandon atau galon air payau. Kemudian alirkan air sedikit demi sedikit. Tunggu hingga air hasil penyaringan keluar. Maka air sudah siap digunakan.

“Proses penyusunan presentasi butuh sekitar sekitar dua minggu. Mulai dari research dan penyusunan naskah. Alhamdulillah, teman-teman saya juga banyak membantu dalam penyusunan materi,” imbuhnya.

Berpartisipasi dalam kegiatan ini semakin memantapkan beragam social plan yang telah dibuatnya untuk dilaksanakan di masa perkuliahan nanti. Dirinya juga mengingatkan, bahwa sebagai pemuda tidak perlu takut ataupun ragu untuk aktif dalam kegiatan sosial. “Yang penting fokus aja sama tujuan. Insyaallah itu akan mendatangkan energi tersendiri untuk kita,” pungkasnya. (nai/lil)

Share this post