Tebar Inspirasi, Santri Thursina IIBS Jalankan AKISA ke Siswa SD

Berlokasi di SDN 01 Petungsewu dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sunan Giri Malang santri Thursina tebar inspirasi melalui event Anak Kreatif Indonesia Bisa (AKISA). Permainan tradisional hingga mengkreasi donat sebagai produk kreatif dilakukan bersama siswa sekolah dasar pada Kamis (24/11) dan Selasa (29/11) lalu.

Sebagai bagian dari tugas akhir Specialization Class Entrepreneur, santri kelas XI Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) menggelar event Anak Kreatif Indonesia Bisa (AKISA). AKISA merupakan sebuah event sosial yang dirancang dan diselenggarakan santri dengan menggandeng lembaga pendidikan dasar. Berlokasi di SDN 01 Petungsewu dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sunan Giri Malang, santri Thursina sukses meramu event ini dengan baik. Mereka berhasil mengajak siswa sekolah dasar untuk berproses kreatif dalam sebuah permainan hingga menciptakan sebuah produk.

   

Permainan Nostalgia era 90-an menjadi tema pada event pertama yang berlokasi di MI Sunan Giri, Kamis (24/11) lalu. Beberapa permainan tradisional seperti kelereng, congklak, gobak sodor, egrang, bakiak, serta benteng bentengan dikenalkan kembali kepada siswa diniyah. Gelak canda dan tawa siswa mewarnai jalannya permainan.  Melatih ketangkasan dan kerjasama tim menjadi beberapa manfaat dari permainan yang eksistensinya mulai terancam di era digital saat ini. Sebagai wujud kepedulian terhadap kelangsungan permainan tradisional ini, santri Thursina berusaha mengangkat dan memperkenalkan kembali kepada generasi selanjutnya.

Menumbuhkembangkan kreativitas & produk kreatif menjadi tema dalam gelaran event kedua yang digelar di SDN 01 Petungsewu Kab Malang, Selasa (29/11) lalu. Menghias donat menjadi agenda utama siang itu. Melalui proses ini siswa difasilitasi untuk mencurahkan kreatifitasnya menjadi sebuah produk. Disamping itu, kepedulian terhadap lingkungan juga ditanamkan melalui kegiatan merancang tanaman sukulen. Disela kegiatan, santri Thursina juga mengajak siswa SD melakukan refreshing melalui fun game serta penampilan mendongeng. Wajah-wajah ceria serta tawa riang mengiringi kegiatan siang itu.

      

“selain sebagai pemenuhan tugas akhir, kegiatan ini juga upaya memberikan pengalaman kepada santri untuk membuat proyek berbasis event, disamping itu juga untuk menumbuhkan empati sosial santri kepada sesama” ungkap Ustadz Muhammad Miftah, S. Bns ketua jurusan enterpreneur Thursina.

Melalui kegiatan ini, santri dilatih untuk menjadi fasilitator dalam sebuah kegiatan. Sebagai persiapan di awal, santri dilatih mulai dari menyusun konsep kreatif, menyusun anggota tim, melakukan persiapan teknis hingga melaksanakan event yang mereka rancang. Ilmu yang telah dipelajari di kelas diaplikasikan secara langsung di lapangan. Program yang dilaksanakan di luar sekolah ini merupakan salah satu langkah Thursina dalam melatih santri agar memiliki daya kreatif yang tinggi, memiliki sikap terbuka, memiliki kepedulian sosial serta mampu memberikan inspirasi kepada generasi lain. (hel/lil)

Share this post