Through Integrative Project Based Learning (IPBL), Tazkia IIBS Malang is ready to produce innovative and creative students

Kehidupan abad 21 merupakan kehidupan yang serba maju dan memerlukan berbagai macam keahlian untuk bersaing dengan bangsa lainnya. Tantangan tekhnologi dan inovasi semakin banyak dan semakin bersaing. Berangkat dari kegelisahan tersebut, Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) Malang menciptakan sebuah inovasi baru berupa Integrated Project Based Learning (IPBL) dalam sistem pendidikan di Tazkia IIBS. 

Koordinator IPBL Tazkia IIBS, Ustadz Muhammad Akbar Nadhiif M. Pd menyatakan, tercetusnya ide tersebut dikarenakan zaman yang menuntut setiap orang memiliki inovasi dalam kehidupan sehari-harinya. Menurut Ustadz Nadhiif, sapaan akrabnya, Tazkia IIBS sebagai sekolah bersistem boarding atau pondok tidak hanya membekali santri-santrinya ilmu agama. 


Namun, lebih dari itu Tazkia IIBS juga membekali santri-santrinya tekhnologi serta ketrampilan inovasi. “Dalam IPBL ini, semua mata pelajaran diintegrasikan menjadi satu dalam sebuah karya yang berangkat dari permasalahan yang ada di masyarakat,” jelas Ustadz Nadhiif saat ditemui, Sabtu (17/6). 

Dalam tugas yang dikerjakan selama satu semester tersebut, santri diwajibkan melewati beberapa proses sebelum akhirnya setiap santri yang tergabung dalam beberapa kelompok itu membuat karya nyatanya. Awalnya, setiap kelompok harus merencanakan dan membuat rumusan masalah yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat untuk dipecahkan dengan karya yang akan dibuat. Selanjutnya, setiap kelompok diberikan waktu selama 3-4 bulan untuk membuat prototype atau barang asli dari solusi yang telah dirumuskan. 

Diakhir semester, setiap kelompok mempersentasikan karyanya dihadapan seluruh guru dari setiap mata pelajaran. Tidak hanya itu, setiap kelompok juga diharuskan membuat laporan karya yang telah diselesaikan. “Dalam satu karya itu harus mencakup seluruh mata pelajaran. Harus dilihat kebermanfaatan untuk masyarakat, unsur matematika dan semacamnya. Semuanya untuk memancing santri agar lebih kreatif dan inovatif nantinya,” ungkapnya. 

Guna menambah nuansa kompetisi di internal Tazkia IIBS, IPBL juga menjadi sebuah perlombaan antar kelas yang juaranya akan diumumkan diakhir semester menjelang liburan. Pada semester genap 2016/2017 ini, kelas VII C keluar sebagai juara dari dan kelas VIII F keluar sebagai juara di tingkatannya. 

  

Salah satu karya kelas VIII F yang berhasil menjadi juara, membuat solusi bagi orang yang hobi menjelajah atau traveller. Karya yang dipunggawai oleh Hilal Wakid, Vadaukas Valubia Laudza, dan Yardan Khalil Fadhilzan itu berhasil membuat mini tas yang dapat memuat segala macam barang bagi traveller. Seluruhnya bisa masuk termasuk gawai atau telepon genggam. Sekaligus dapat menjadi tempat untuk mengisi ulang. “Tas mini tersebut memanfaatkan tenaga matahari untuk mengisi ulang dayanya,” jelas Ustadz Nadhiif yang juga guru pendamping kelas VIII F itu. 

Ustadz Nadhiif menjelaskan, kedepannya IPBL akan merambah ke ranah komersialisasi dan pematenan. “Kedepan akan diusahakan seluruh hasil karya santri ini akan dikomersialisasikan serta diterbitkan hak paten hak ciptanya guna kepentingan akademik,” pungkasnya. (lil/arf)

Share this post