Thursina IIBS Kembali Sabet Dua Medali Emas dalam Ajang WYIIA 2022

Kembali berlaga dalam World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) 2022, Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) berhasil menyabet dua medali emas. Kedua medali ini diraih dalam dua kategori berbeda, yaitu kategori Life Science dan Education. Gelaran Final WYIIA 2022 diikuti oleh 254 tim dari 26 negara dan diselenggarakan secara luring dan daring pada 22-26 Agustus 2022 di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Pada kategori life science, Thursina IIBS diwakili oleh Yefira Celin, Alya Zulfa, Haura Dzakiyah, dan Yasmin Nazya Mumtaz. Keempatnya mengangkat judul penelitian The effect of Treece on Reducing Hair Loss. Sedangkan pada kategori Education diwakili oleh M. Naufal Anugerah Mahardika, Faiqul Faris Al Hakim, Figa Nabhan Firmansyah, Farras Hazim Rakhmadi, dan Dzaky Zhaffran Razzansyah. Kelimanya mengangkat riset dengan judul School Schedule Update Patch: Focusing on Sleep and Physical Activities.

  

Pembina tim putri, Ustadzah Ratu Fatimah, Ph.D. (Cand)., menjelaskan bahwa produk yang dilombakan merupakan hasil dari praktikum penjurusan Sciencepreneur. Sehingga, dapat dikatakan bahwa ide pengembangan produk sudah ada sejak santri duduk kelas XI semester 2.

Seluruh proses persiapan produk membutuhkan waktu satu semester meliputi identifikasi masalah, ide pengembangan produk, pemilihan bahan dan pengujian produk. Sehingga setelah menjalani ujian praktikum sciencepreneur pada akhir tahun ajaran, produk sudah siap diikutkan berbagai perlombaan.

  

“Anak-anak sempat terkendala di penentuan komposisi bahan. Tapi alhamdulillah santri bersemangat jadi dari berbagai percobaan sampai bisa menemukan formula yang pas secara tekstur,” ungkap Usth Rafa, panggilannya.

Melalui penelitian ini, santri berusaha menciptakan produk masker rambut dengan bahan-bahan alami yaitu santan kelapa, bubuk kopi dan kayu manis. Gabungan ketiga bahan alami ini terbukti bisa mengurangi jumlah rambut rontok setelah tiga hari pemakaian. Melalui penelitian ini, mereka tidak hanya menawarkan produk perawatan rambut yang lebih terjangkau, namun juga lebih ramah lingkungan.

    

Lebih lanjut, Ustadzah Rafa menerangkan bahwa seluruh proyek hasil praktikum penjurusan memang ditargetkan untuk dapat mengikuti perlombaan baik nasional maupun internasional.

“Ini adalah bagian dari ikhtiar kami agar santri mendapatkan pengalaman dan portofolio sebagai penunjang melanjutkan studi di Perguruan Tinggi,” imbuhnya.

    

Sedikit berbeda, penelitian yang diusung tim putra berfokus pada kategori pendidikan. Ustadzah Risa Nur Fitriana, M.Psi., selaku pembina mengungkapkan bahwa ide yang diangkat sangat orisinil karena berasal dari pengalaman mereka sendiri.

Pada penelitian ini, santri mencoba mencari solusi atas problem yang mereka hadapi terkait konsentrasi dalam belajar dan padatnya jadwal di Pesantren. Mereka mencoba mencari variabel-variabel yang bisa diramu ulang dalam jadwal harian mereka di pesantren untuk meningkatkan konsentrasi mereka.

   

Melalui penelitian ini, mereka menguji apakah perlakuan berupa “tidur selama 6 jam dan berolahraga selama 1 jam di sore hari” akan memberikan dampak positif pada konsentrasi belajar siswa. Hasilnya, mereka berhasil membuktikan hipotesis yang mereka susun. Artinya perlakuan yang mereka rancang memberikan pengaruh sebesar 63.4% terhadap peningkatan konsentrasi belajar siswa.

“Kami hanya memiliki waktu kurang dari 1 bulan untuk persiapan hingga penulisan laporan penelitian ini. Karena durasinya pendek, jadwal bimbingannya menjadi sangat padat. Anak-anak banyak merelakan weekend mereka untuk bimbingan,” ungkapnya.

Ustadzah Risa menambahkan, bahwa tidak hanya karena ide yang menarik, penelitian yang dilakukan memang memiliki nilai novelty atau kebaruan dan kontribusi yang baik. Selain itu, metode riset yang dipilih cukup detail dan menantang. Terlebih, santri mampu mengkomunikasikan hasil riset berupa perhitungan statistik yang cukup kompleks dengan baik.

“Terlepas dari itu semua, dalam kacamata saya, kepekaan, semangat, kekompakan dan kerja keras merekalah yang layak dianugerahi gold medal,” pungkasnya. (nai/lil)

Share this post