Tim Panahan Putri Thursina IIBS Raih Medali Perak di UGM Open Archery Championship 2022

Medali perak kembali disumbangan santri Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) dari cabang olahraga. Kali ini, Lilyana Tsuraya Hasyim, Aqilah Alifah Faustina , dan Tanisha Lubena Muti berhasil menyabet medali perak dalam gelaran UGM Open Archery Championship 2022 Kategori Beregu U-18 (27-30/08).

Kegiatan ini dilaksanakan secara luring oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan berlokasi di Lapangan Pancasila Graha Sabha Pramana dan Stadion Pancasila, Yogyakarta.

Salah satu santri yang mengikuti perlombaan tersebut, Tanisha Lubena Muti mengungkapkan, kemenangan ini diluar ekspektasi mereka. Pasalnya, waktu persiapan yang dimiliki cukup singkat, yaitu satu minggu sebelum pelaksanaan lomba. Setidaknya butuh waktu 3 bulan atau minimal 1 bulan untuk persiapan. Menyadari hal itu, mereka cukup realistis untuk tidak menjadikan kemenangan sebagai target utama. Melainkan pengalaman dalam mengikuti pertandingan.


“Walaupun begitu, kami tetap berlatih sungguh-sungguh. Karena bagaimanapun, ini adalah perlombaan pertama kami setelah sekian lama vakum karena pandemi,” ungkapnya.

Santri kelas 10 SMA itu menambahkan, pengalaman mengikuti perlombaan memberikan efek yang cukup besar dalam peningkatan skill dan mental. Saat mengikuti lomba, pemanah harus bisa mengontrol emosi. Tidak jarang, emosi itu dapat terpancing hanya dengan melihat lawan sedang bertanding bahkan persiapan. Akibatnya, pemanah lebih mudah kehilangan fokus dan cenderung terburu buru dalam membidik dan melepaskan anak panah.

“Mental untuk ikut lomba harus dibangun lagi dari awal. Bagaimana merasakan kembali suasana lomba di lapangan dan belajar menghadapi tekanan yang ada,” imbuh santri asal Balikpapan itu.

Tanisha bercerita, tantangan utama dalam perlombaan kategori beregu adalah ketangkasan, dan kepekaan dalam tim. Sebab, setiap regu hanya diberikan waktu total enam menit bagi tiga pemanah. Maka, masing-masing peserta harus bisa memperkirakan waktu agar setiap pemanah bisa mendapat kesempatan. 

      

“Tekananya sangat besar. Bagaimana kami harus tetap fokus, cepat, dan tepat. Yang sangat penting lagi adalah mental untuk tidak takut kalah,” ujarnya.

Terakhir, Tanisha mengingatkan menekuni olahraga panahan tidak boleh setengah-setengah. Sebab, olahraga ini membutuhkan kesiapan dan konsistensi yang tinggi. Karenanya, harus benar-benar serius saat sudah memutuskan untuk menekuninya.

“Latihan memanah itu tidak bisa satu atau dua kali saja. Harus berkali kali untuk bisa memoles skill dan mentalnya. Jadi, harus bersungguh-sungguh,” pungkasnya. (nai/lil)

Share this post