Ustadz Abdul Mughits, Lc: Students and Ulama are the Pioneer of Indonesia Independence

Dalam perumusan dasar negara Indonesia, banyak sekali dominasi para pemuka-pemuka muslim yang ikut campur didalamnya. Tidak hanya itu, para ulama banyak menjadi konseptor dalam perumusan landasan negara seperti pancasila. Hal tersebut menjadikan umat Islam yang saat itu diwakili oleh para ulama dan santri menjadi salah satu tonggak berdirinya Indonesia. Itulah yang disampaikan Kepala Kepesantrenan Tazkia IIBS Malang, Ustadz Abdul Mughits Lc pada upacara peringatan kemerdekaan Indonesia di Tazkia Internasional Islamic Boarding School (IIBS) Malang, Kamis (17/8). 

Ustadz Abdul Mughits menyampaikan, setidaknya ada beberapa ulama yang ikut andil dalam perumusan landasan dasar negara Indonesia. Diantaranya seperti, Muhammad Yamin, KH. Wachid Hasyim, KH. Kahar Moezakir dan juga H. Agoes Salim. “Pada masa penjajahan menjelang kemerdekaan, banyak sekali peran ulama serta santri yang ikut andil dalam perumusan kemerdekaan Indonesia,” tegas Ustadz Abdul Mughits selaku inspektur upacara dalam amanatnya. 

Dengan banyaknya peran ulama serta santri pada saat masa kemerdekaan, menjadikan santri dan umat Islam saat ini untuk menjadi penerusnya. Sudah menjadi kewajiban bagi seluruh umat Islam untuk meneruskan perjuangan para pahlawan yang telah berjuang terutama ulama. Nilai-nilai Islam yang telah diperjuangkan oleh ulama dan masuk dalam landasan negara Indonesia harus tetap dijalankan serta dipertahankan. Santri juga mempunyai andil yang sangat besar dalam mempertahankan hal tersebut. 

Setelah kemerdekaan, para santri seyogyanya turut mempertahankan apa yang telah diperjuangkan oleh ulama dan pahlawan dahulu. Penting dimiliki oleh seluruh santri, lanjut Ustadz Abdul Mughits adalah ruh perjuangan itu sendiri. Ruh perjuangan itu merupakan amanat dari bangsa Indonesia untuk terus dipertahankan. Santri merupakan aktor yang paling wajib dan harus banyak andil dalam mempertahankannya. 

Tidak perlu melakukan hal yang besar. Santri bisa mempertahankan ruh perjuangan tersebut dari hal yang kecil terlebih dahulu. Ustadz Abdul Mughits mencontohkan, membuang sampah sembarangan sejatinya adalah contoh kecil dari tidak mau mempertahankan ruh perjuangan. “Santri harus berpikir besar meskipun pekerjaannya sangat kecil,” pungkas Ustadz Abdul Mughits.

 

 

Dalam serangkaian upacara tersebut juga dibacakan proklamasi, Undang-Undang dasar (UUD) 1945 serta pancasila. Setelah upacara berlangsung, hari kemerdekaan tersebut diisi dengan berbagai perlombaan menarik seperti Gobak Sodor, Makan Kerupuk Duduk, Bentengan dan lain sebagainya. (lil)

Share this post