Mendalami Ilmu Agama Islam Langsung dari Sumbernya, Santri Thursina IIBS Berangkat ke Yordania

“Bismillah dan semakin mantap untuk belajar,” ucap Salma dan Arini Annur Amran saat ditanya tentang bagaimana pertama kali mengetahui kabar akan berangkat ke Yordania. Tempat mereka akan menimba ilmu agama islam beberapa tahun ke depan. Keduanya merupakan alumni  angkatan pertama SMA Thursina International Islamic Boarding School (IIBS).

Ada tiga santri Thursina IIBS yang melanjutkan studinya di Yordania. Mereka adalah Salma, Arini Annur Amran dan Hilman Yunan Yusnizar. Ketiganya bertolak ke Yordania pada tanggal 25 Januari 2020. Rasa penasaran dan rasa tidak sabar untuk segera menuntut ilmu bercampur aduk saat pemberangkatan di mulai. Perjalanan di mulai dari Jakarta menuju Amman dengan transit di Doha.

   

Sesampainya di sana, ketiganya disambut suasanya yang sangat dingin dengan suhu 14 derajat. Rasa dingin yang dirasakan tidak dipedulikan ketika sudah dibenturkan semangat yang muncul untuk menuntut ilmu. Suasana dan wilayah yang baru memang memerlukan waktu untuk adaptasi. Begitu pula dengan ketiga alumni Thursina IIBS itu.

Nizar, sapaan akrabnya, saat hari pertama di Yordania memerlukan waktu yang lebih banyak untuk beradaptasi terkait waktu tidur. “Mungkin sedikit kaget dengan perbedaan yang sangat mencolok antara Yordania dan Indonesia, sehingga masih penyesuaian dalam beberapa kondisi,” cerita Nizar.

Yordania memang bukan satu-satunya negara tujuan untuk menuntut ilmu. Tapi bagi ketiga alumni Thursina IIBS itu, Yordania memberikan banyak kesempatan untuk berkembang dalam disiplin ilmu yang diminati. Salma dan Nizar mengambil jurusan Fiqh Wa Ushul yang mana mereka akan banyak berkecimpung dengan ilmu-ilmu dasar keislaman yang dapat berkembang ke cabang ilmu Islam lainnya. Banyak  harap yang terpatri dengan mengambil jurusan tersebut.

“Melalui jurusan ini kami meyakini dapat memberikan asas kebermanfaat yang lebih luas ke masyarakat nanti jika sudah selesai menimba ilmu dan kembali ke Indonesia,” jelas Salma. Baginya bukan hanya tentang mengetahui hukum suatu masalah dalam Islam, namun bagaimana penyelesaian dan pengambilan solusi dari masalah yang ada di tengah masyarakat nantinya.

Berbeda dengan Salma dan Nizar, Arini mengambil jurusan Ushuludin untuk penjurusannya. Besar harapannya memang dengan mengambil jurusan tersebut dapat mengetahui masalah-masalah prinsip dan mendasar menyangkut aqidah atau keyakinan, seperti ke-esaan Tuhan, sifat-sifat Tuhan, perbuatan manusia, dan sebagainya. “Masalah aqidah merupakan masalah mendasar bagi umat Islam khususnya karena berkaitan dengan keyakinan kepada pencipta,” jelas alumni asal Papua itu.

   

Merantau jauh dari Indonesia bukan tanpa alasan, cita-cita untuk mengembangkan hasil keilmuannya di Indonesia menjadi salah satu tujuannya. Salma misalnya. Dirinya ingin mendirikan sekolah agama islam nantinya jika sudah kembali ke Indonesia. Baginya penyebaran ilmu bisa lebih maksimal dengan pendirian lembaga Pendidikan tersebut.

Ketiganya berpesan kepada adik tingkat yang akan meneruskan studi di perguruan tinggi luar negeri untuk bersiap diri dengan adaptasi yang akan sangat berbeda. Hal yang lebih penting adalah ridho orangtua. “Ridho orangtua dan doa orangtua merupakan senjata utama kami dalam menuntut ilmu di sini. Tanpa doa dan ridho mereka, mungkin ceritanya tidak ada seindah hari ini,” jelas Salma menutup perbincangan.

Share this post