Menyambut Santri Baru 2022-2023: Thursina IIBS Perkuat Nilai dan Makna Mondok Melalui Rangkaian Orientasi Santri dan Walisantri

Tahun ajaran 2022/2023 telah dimulai. Menyambut kedatangan santri baru, Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) mengadakan serangkaian orientasi bagi santri dan walisantri baru. Rangkaian orientasi dilaksanakan pada 13, 16, dan 17 Juli untuk walisantri. Sedangkan orientasi untuk santri dilaksanakan pada 18-24 Juli melalui program Orientation Week (O-week) 9.6.

Seluruh kegiatan dilaksanakan secara luring di kampus putra dan putri.

   

Chairman Thursina IIBS, Ustadz M. Ali Wahyudi M.Pd dalam orientasi walisantri mengingatkan bahwa pondok merupakan miniatur kehidupan serta benteng terakhir keluarga. Sebab, di pesantrenlah penanaman nilai tauhid dan keimanan, norma kesopanan, dan kesederhanaan menjadi hal yang utama. Rangkaian adaptasi yang akan dilalui santri merupakan proses yang panjang dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Karenanya, orangtua juga memiliki peran yang besar untuk menyukseskan proses itu.

“Tugas orang tua itu menguatkan, mendoakan, dan membesarkan hati mereka. Membiarkan mereka tumbuh dan berkembang ditengah situasi ini. Agar mereka tahu, bahwa kebahagiaan itu perlu diperjuangkan,” ungkapnya.

   

Kedatangan santri baru tahun ajaran 2022/2023 kali ini menjadi kedatangan luring pertama kali setelah meredanya pandemi selama dua tahun terakhir.

Menyambut hal itu, Kepala Sekolah Thursina IIBS Ustadz Rois Haqiqi, M.Pd., mengungkapkan bahwa ada banyak program yang sudah diperbaharui untuk menyambut hal ini. Salah satunya adalah pelaksanaan O-week dan program matrikulasi bahasa. Mengusung tema “The Beginning of Bright Tomorrow”, Oweek tahun ini diharapkan mampu menjadi gerbang bagi santri baru untuk mempersiapkan dan menempa diri menjadi pribadi yang lebih baik.

   

“Selama oweek, santri dikenalkan dengan nilai-nilai, kultur, juga peraturan yang ada di Thursina. Kami juga coba desain agar santri baru mendapatkan pendampingan yang maksimal selama oweek. Sehingga, masa orientasi ini benar-benar bisa menjadi awal dari proses untuk mereka meraih masa depan yang lebih cerah,” jelasnya.

Setelah menjalani seminggu masa orientasi, santri mengikuti program matrikulasi atau persiapan bahasa. Selama masa matrikulasi, santri akan fokus menerima pelajaran-pelajaran dasar yang meliputi bahasa arab, bahasa inggris, matematika dasar, school culture, dan study skill. Hal itu agar santri bisa lebih siap dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di Thursina IIBS yang menggunakan bahasa arab dan inggris sebagai pengantar. Sekaligus memberikan tips dan trik agar santri dapat mengikuti kehidupan ala pondok pesantren dengan lebih efektif, efesien, dan menyenangkan.

   

“Yang berbeda tahun ini adalah, proses belajar bahasa arab dan inggris mereka nanti akan sesuai level mereka. Sehingga, mereka akan mendapatkan pembelajaran sesuai kebutuhan mereka. Selain itu, mereka juga akan mendapat banyak kegiatan yang mewajibkan mereka untuk menggunakan bahasa arab dan inggris,” imbuhnya.

Ustadz Rois melanjutkan, bahwa setelah proses matrikulasi selesai maka santri baru sudah bisa mengikuti berbagai aktifitas seperti santri lainnya. Mulai dari mengikuti enrichment, mendaftar organisasi, program overseas, program kaderisasi, hingga mengikuti berbagai perlombaan. Harapannya santri dapat memaksimalkan potensi mereka untuk mengembangkan diri dan menebar manfaat bagi masyarakat. (nai/lil)

Share this post