Orientasi Wali Santri 2021, Momen Pererat Silaturahmi Lembaga dan Walisantri

Menjalin kerjasama yang baik antara lembaga dengan walisantri merupakan sebuah keharusan. Melalui agenda Orientasi Walisantri Thursina International Islamic Boarding School (IIBS), lembaga berusaha untuk menjalin silaturahmi dan kerjasama yang lebih baik (16-18/07). Agenda itu diikuti oleh seluruh walisantri baru tahun ajaran 2021/2022 secara daring. Selain pemaparan berbagai teknis pelayanan yang ada di Thursina, walisantri juga mendapatkan tausiyah dari Dewan Pakar Thursina IIBS.

Pada hari pertama pelaksanaan, walisantri diberikan orientasi  terkait teknis kedatangan, perijinan, komunikasi, dan paket santri; orientasi teknis layanan kampus dan kerumahtanggaan; dan orientasi teknis pembayaran keuangan dan uang saku santri. Pada hari kedua, walisantri diajak mengenal lebih dalam terkait visi dan misi Thursina IIBS. Sedangkan pada hari ketiga, materi orientasi berkaitan dengan program akademik, kepesantrenan, dan International Affair. Seluruh materi disampaikan langsung oleh Chief of Departement.
  

Pada sambutannya, Chairman Thursina IIBS, Ustadz M. Ali wahyudi, M.Pd., menyampaikan bahwa mengirimkan anak ke pondok merupakan ikhtiar terbaik bagi orangtua untuk bisa membentuk pribadi santri yang lebih baik. Mengingat pelajaran di pesantren bukan hanya berupa buku, tetapi juga perihal bagaimana santri mampu untuk berinteraksi dengan sesama dan berusaha menyelesaikan masalah-masalah sendiri. Sehingga alahkah baiknya bagi orangtua juga turut menahan diri agar santri dapat belajar untuk mandiri.

Lebih lanjut, ustadz Ali mengungkapkan bahwa setidaknya ada tiga alasan utama mengapa seorang anak perlu mondok. Salah satunya untuk mengendalikan santri dari ketergantungan gawai. Selain itu, dengan tinggal di pesantren dapat membantu menguatkan mental santri. Pasalnya santri akan dipaksa untuk mengikuti aturan dan beradaptasi dengan teman-teman yang berbeda latar belakang. Terakhir, memondokkan anak juga menjadi salah satu ikhtiar orang tua untuk memiliki anak yang sholeh.

  

“Proses pondok ini adalah proses jangka panjang. Kita harus mau bersabar. Sebab nantinya pengalaman selama di pondok inilah yang akan menjadi bekal anak di masa depan,” jelas Ustadz Ali.

Senada dengan Ustadz Ali, CEO Thursina IIBS, Ustadz Nur Abidin, M.Ed. mengungkapkan bahwa saat memutuskan untuk memondokkan anak, maka orangtua harus siap untuk berubah. Perubahan ini harus sejalan dengan perubahan yang juga akan dialami santri. Mulai dari pembiasaan waktu ibadah, hingga sikap kemandirian dan kesabaran.

“Perubahan yang pertama tentu juga pemahaman orangtua terhadap kampus Thursina IIBS. Sehingga melalui orientasi ini, orangtua adalah sosok yang paling mengenal lembaga pendidikan ini,” tutur Ustadz Abidin.
  

Selanjutnya, Ustadz Abidin juga mengungkapkan bahwa momen orientasi ini sekaligus menjadi momen menyamakan bingkai visi dan misi antara orangtua dan lembaga. Sehingga dalam prosesnya nanti, akan terjalin kerjasama dan saling pengertian antara keduanya.

“Sehebat apapun lembaga, sejatinya orangtua adalah inspirator utama bagi anak. Maka orangtua lah yang juga akan membantu dan melengkapi kami untuk mendorong anak agar mau berproses secara maksimal di pesantren,” ungkap Ustadz Abidin. (nai/lil)

Share this post