Riset Implementasi TPACK, Asatidz Thursina IIBS Raih Gold Medal di Teacher Competition Internasional

Inspiring teacher layaknya patut disematkan pada Ustadzah Dian Asmi Setoningsih, M.Pd. Civitas akademika Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) ini kembali memboyong medali emas dalam ajang International Research Teacher Competition berkat riset implementasi Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) pada pembelajaran di kelas, akhir 2022 lalu.

Kemajuan teknologi dan perannya dalam meningkatkan pendidikan, mendorong Ustadzah Dian melakukan riset terkait implementasi Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) pada pembelajaran di kelas. Teacher Supervisor Thursina IIBS ini mengungkapkan, sistem pendidikan berbasis TPACK ditandai dengan penerapan teknologi dan aplikasi (konten) dalam pembelajaran. Dirinya melihat, pembelajaran yang dilakukan para guru di Thursina telah banyak mengimplementasikan TPACK. “Saya penasaran untuk melakukan riset pemahaman guru terkait TPACK, kendala yang dihadapi hingga sejauh mana TPACK ini digunakan di kelas,” terangnya.

Penelitiannya yang berjudul Emerging TPACK & Digitalization in Education for Sustainable Development; Voices of Secondary Education Teachers bertujuan untuk menemukan perspektif guru tentang penggunaan TPACK dan digitalisasi dalam pendidikan berkelanjutan. Penelitian yang mengambil sampel di Thursina IIBS ini menunjukkan, setidaknya ditemukan perbedaan pemahaman guru tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Mayoritas guru sudah memandang TPACK sebagai teknologi pembelajaran yang sangat bermanfaat. Hal itu dapat mencerminkan kapasitas mengajar, pertumbuhan professional serta meningkatkan pengetahuan dan antusiasme belajar santri. Selain itu juga ditemukan sejumlah kesulitan saat memasukkan TPACK dalam praktek, terutama dalam hal mengadaptasi teknologi di kelas.

   

Menurutnya, ketika guru mengajarkan pengetahuannya secara kreatif dengan mengimplementasikan teknologi pembelajaran, artinya guru tersebut telah ikut serta dalam menyukseskan salah satu dari 17 Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yakni quality education atau pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan. “Dengan temuan research yang saya lakukan, saya bisa membagikan beberapa insight baru kepada para guru saat saya harus memberikan feedback supervisi guru maupun kegiatan pengembangan SDM misalnya induksi SDM baru,” jelasnya. 

Berkat risetnya, medali emas berhasil disabet setelah bersaing dengan lebih dari 63 peserta dari berbagai negara. Perlombaan ini digelar oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) bekerjasama dengan Universitas Pendidikan Ganesha Bali. Kegiatan ini salah satunya bertujuan dalam meningkatkan kompetensi guru serta mengembangkan ide-ide inovatif bagi kemajuan lingkungan sekitar. “Kejuaraan ini membuka enam topik, diantaranya Life Science, Engineering, Education, Environmental, Technology serta Sustainability Development, topik yang saya pilih,” ungkapnya.

Guru yang aktif mengikuti berbagai ajang kompetisi guru kreatif ini mengaku bangga atas raihan ini. Dirinya berharap agar dapat memberikan inspirasi pada rekan sesama pengajarnya dalam mengembangkan diri serta aktif mengikuti kompetisi.

“Sebelum guru memotivasi santrinya untuk berprestasi menurut saya Ia harus memotivasi dirinya dulu. Semoga kedepannya Thursina IIBS dapat mempelajari temuan yang ada sambil mengembangkan TPACK terbaik dan kebijakan digitalisasi yang dapat mendukung kebutuhan guru dan siswa,” pungkasnya. (hel/lil)

Share this post