Wakili Indonesia, Guru Thursina IIBS Jadi Pembicara dalam STEM Education Asia

Guru Fisika Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) Ustadz Helmi Pakas Rivai, M.Pd., terpilih mewakili Indonesia sebagai Indonesia Teacher Speaker dalam TIESEA Capacity Building and Dissemination Workshop Indonesia (26/04). Ia terpilih setelah proses seleksi wawancara dan dinyatakan sebagai Teacher Super User Indonesia pada platform PhET Interactive Simulations, salah satu media Educational Technology (EdTech) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. TIESEA sendiri adalah singkatan dari Technology-enabled Innovation in Education in Southeast Asia. Projek yang didanai oleh Asian Development Bank (ADB) ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan EdTech dalam sistem pendidikan di empat negara, Indonesia, Filipina, Kamboja dan Vietnam.

  

Dalam pemaparannya, Ia menyoroti penggunaan teknologi pendidikan berbasis STEM dengan memanfaatkan simulasi interaktif platform PhET sebagai alat yang efektif dalam pembelajaran. Ia memperkenalkan berbagai manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan platform tersebut, termasuk untuk meningkatkan minat belajar santri, meningkatkan pengalaman belajar, hingga kemudahan dalam memahami konsep.

“PhET ini adalah website simulasi interaktif yang sangat bagus untuk kita sebagai guru gunakan dalam pembelajaran, banyak benefit yang bisa kita dapatkan termasuk juga menunjang anak-anak dalam berkompetisi di Nasional dan di Internasional,” ungkapnya.

Dalam lokakarya ini, berbagai pemangku kepentingan dari dalam dan luar negeri turut hadir untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Mulai dari Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., perwakilan dari Asian Development Bank (ADB), hingga perwakilan peserta dari Vietnam, Kamboja dan Filipina.

  

Selain itu, kehadiran para pakar dan konsultan pendidikan dari luar negeri juga memberikan kontribusi yang berharga dalam memperkaya diskusi dan pemahaman akan tantangan dan peluang dalam meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya dalam konteks pembelajaran STEM.

“Alhamdulillah kemarin kegiatannya berjalan dengan lancar dan alhamdulillah presentasinya mendapat feedback yang baik dari para audien yang hadir, ada beberapa pihak yang tertarik untuk melakukan kolaborasi dengan saya sebagai teacher super user (platform PhET) dan ditawarkan untuk mengikuti event internasional,” imbuhnya.


Di akhir ia juga berpesan pada sesama guru untuk terus meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran. Khususnya dengan melakukan pembaruan dan tidak ketinggalan terkait penerapan teknologi dalam pembelajaran.

“Kita perlu memaksimalkan kemampuan kita sebagai guru untuk menggunakan Educational Technology (EdTech) di dalam pembelajaran. EdTech sangat menunjang pembelajaran di kelas terutama bagi santri. Mereka menjadi lebih mudah dalam belajar, lebih mudah membuka wawasan serta lebih mudah melakukan riset. Kita ajari santri kita untuk dapat memaksimalkan penggunaan teknologi dan mendidik mereka untuk dapat bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi tersebut” pungkasnya. (hel/lil)

Share this post