Tazkia IIBS Malang hosted book launch from the GSKB Foundation to support the orphans

Pagi itu, Ahad (26/11) Tazkia International Conference Hall (TICH) Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) Malang mulai dipenuhi dengan anak-anak panti asuhan. Setidaknya 7 panti asuhan yang berada di Malang pagi itu berdatangan menuju TICH Tazkia iIBS Malang untuk meresmikan buku antologi anak-anak panti asuhan yang berjudul “Aku Bahagia”.

Bekerjasama dengan Yayasan Gerakan Sadar Kebaikan Buku (GSKB), Tazkia IIBS Malang mengundang 7 panti asuhan untuk meresmikan peluncuran buku antologinya. Beberapa panti asuhan tersebut diantaranya adalah Panti Asuhan Hj Khodijah, Panti Asuhan Aisyiyah Riverside, Panti Asuhan Muhammadiyah Malang, Panti Asuhan Muhammadiyah Sengkaling, Panti Asuhan Sunan Giri, Panti Asuhan Darull Azhar, dan Panti Asuhan Muhammadiyah Batu.

Diretur Humas Tazkia IIBS Malang, Ustadz Ilman Syafian menyampaikan, Tazkia IIBS Malang sangat mendukung kegiatan positif yang diinisiasi oleh Yayasan GSKB itu. Apalagi yang menjadi sasaran adalah anak panti asuhan. Dengan mengundang seluruh santri Tazkia IIBS Malang, lanjut Ustadz Ilman, Tazkia IIBS sekaligus ingin memberikan motivasi kepada seluruh santri untuk giat menulis. “Santri Tazkia IIBS dapat tertular semangat menulis dan berliterasinya melalui event semacam ini,” ungkap Ustadz Ilman.

Buku setebal 185 halaman tersebut ditulis oleh 22 anak panti asuhan yang sebelumnya diperlombakan oleh Yayasan GSKB. Ketua Yayasan GSKB, Robby Ikrom Maulana menyatakan, kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk menunjukkan pada masyarakat bahwa anak panti asuhan masih bisa berkarya dan berprestasi meski memiliki keterbatasan materi. “Bahkan anak panti dapat membuat buku, ini merupakan salah satu pemantik agar semangat mereka untuk bahagia semakin membara,” jelas Robby.

Dengan mengangkat tema “Aku Bahagia”, Yayasan GSKB ingin memberikan pengetahuan bahwa sejauh kebahagian harus dimiliki oleh setiap orang. Dengan adanya perlombaan dan launching buku ini, GSKB ingin memberikan pandangan bahwa apa yang dialami selama ini harus disyukuri dan bahagia menjalaninya. Secara umum, lanjut Robby, GSKB ingin mengetahui bahagia dari sudut pandang anak panti asuhan. Buku yang bersampulkan foto anak panti sedang tersenyum tersebut dijual dan itu merupakan salah satu produk konkret yang bisa ditunjukkan pada masyarakat.

 

 

Penulis terbaik dalam gelaran menulis tersebut, Eka Widyasari menyatakan, seluruh peserta lomba diwajibkan menuliskan 2 kategori cerita. Yaitu tentang kisah kehidupan anak-anak selama di panti asuhan serta bagaimana arti kebahagiaan bagi mereka. “Menulis merupakan kegiatan yang gratis namun bisa melegakan hati,” ungkap Eka yang menulis cerita berjudul ‘Tangisan Syifa’ itu. (lil)


Radar Malang Documentation:


Share this post