Munculkan Ide Sirip pada Roket Air, Santri Thursina IIBS Berhasil Raih Bronze Medal dalam IYMIA 2024

Prestasi luar biasa berhasil diraih oleh para siswa Santri Thursina International Islamic Boarding School dalam International Young Moslem Inventor Award (IYMIA) 2024. Pendekatan inovatif mereka terhadap desain dan aerodinamika roket air membuat mereka unggul dalam kompetisi bergengsi ini.

Keberhasilan Santri Thursina IIBS dalam International Young Moslem Inventor Award 2024 tidak hanya menyoroti keahlian teknis mereka, tetapi juga menekankan pentingnya inovasi dan eksplorasi ilmiah dalam sistem pendidikan Islam. Para penemu muda berbakat ini adalah, Rayyan Billal Abdillah, Hibaturahman Althaf Widyadhana, Avicenna Anugerah Pratama, Faza Muttaqi, dan Alfa Basmana Lisma. Kesemuanya adalah santri kelas X SMA Thursina IIBS. 


Proyek yang memenangkan penghargaan ini berfokus pada optimasi aerodinamika roket air dengan menggunakan teknik canggih seperti pemodelan 3D CAD dan simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD). Tim menggunakan perangkat lunak online TinkerCAD untuk membuat model 3D CAD yang rinci dari roket air, bereksperimen dengan desain sirip yang berbeda, termasuk sirip delta dan ellips. 

“Hal ini berangkat dari perlombaan water rocket yang sebelumnya diikuti oleh santri sendiri. Sehingga mereka melakukan brainstorming dan muncullah ide ini,” jelas Ustadz Helmi Pakas Rivai, M. Pd selaku pendamping perlombaan ini.  

   

Para siswa menggunakan SimScale, lanjut Ustadz Helmi, perangkat lunak online lainnya, untuk menjalankan simulasi CFD pada model 3D. Hal ini memungkinkan mereka untuk menganalisis kinerja aerodinamika dari masing-masing model sirip secara komprehensif. Dimensi roket model 3D tetap konstan, dengan tinggi 100 mm dan lebar serta panjang 21,50mm. Sementara itu, variabel independen adalah sirip, dengan dimensi yang spesifik untuk Delta Fin dan Elliptical Fin.

Proses simulasi melibatkan pengaturan wilayah aliran dalam SimScale, mengikuti dimensi khusus untuk memastikan hasil yang akurat. “”Tim dengan cermat mengendalikan variabel seperti panjang dan lebar roket model, sambil fokus pada sirip sebagai variabel independen. Teknik penyempurnaan mesh diterapkan untuk menangkap wake lebih akurat,” ungkapnya lagi. 

Setelah selesai melakukan simulasi, tim menganalisis hasilnya dalam bab "Hasil dan Diskusi" dari makalah mereka. Representasi grafis menunjukkan udara lebih stabil dalam simulasi model sirip ellips dibandingkan dengan simulasi model sirip delta. Hal ini menunjukkan aerodinamika yang lebih baik pada sirip ellips, sesuai dengan teori fisika yang telah mapan dan penelitian sebelumnya. (lil)

Share this post